Kehilanganya

Aku mencoba membukakan mata ku, yang terbangun dari mimpi indah ku, sorotan sinar mentari memantul ke arah jendela kamar “ya ampun sudah siang” gumam ku dalam hati segera ku bangkit dari tempat tidurku dan berlari menuju kamar mandi. Tidak memerlukan waktu yang lama aku sudah siap dengan baju seragam dan tentunya peralatan sekolah ku, aku bersiap-siap untuk berangkat sekolah ku pandangi setiap orang yang kini akan menjadi sahabat-sabat baruku, mungkin keluarga ke-2 ku.

Ouh ya aku adalah Nadia saat ini aku duduk di kelas 10, dan orang-orang tadi adalah teman sekamar ku, ya aku tinggal di asrama sekolah. Aku segera berangkat sekolah dengan berjalan kaki karena jaraknya cukup dekat dengan kamar asrama ku. Sesampainya di kelas kuraih handpone ku dan kulihat di layar handpone ku tak ada satu panggilan bahkan satu pesan pun dari nya, sudah satu bulan lebih dia tidak ada kabar, dia sahabat kecil ku. Dia bernama Rafa seorang pria kecil yang selalu melindungi ku dari anak-anak yang selalu menjahili ku, dia yang selalu mendengarkan keluh Kesah tentang Cinta Monyet ku.

Deg jantung ku seketika berhenti, pikiranku kembali berputar ke masa lalu saat aku mulai mengenal kata Cinta, saat aku tengah merasakan First Love, kecewa bahkan tersakiti orang yang selalu ada untuk ku adalah Rafa. Bertahun-tahun aku mencintai pria yang tidak pernah bisa mencintaiku. Dan hingga akhirnya aku menemukan titik jenuh untuk mencitainya yang memutuskan aku untuk melupakan nya, Rafa pula yang kembali mendengarkan curhatan ku, hingga tiba saatnya aku harus mengejar mimpiku dan aku harus berpisah jarak antara aku dan Rafa, sebab aku harus meneruskan kembali sekolahku ke jenjang yang lebih tinggi yaitu sekolah di tempat ku saat ini. Awalnya aku dan dia menyusun rencana untuk satu sekolah kembali di sekolah favorit di daerah ku, tapi sayang kedua orangtua ku telah mendaftarkan ku ke sekolah ini sekolah kejuruan Farmasi, tentu aku tidak bisa menolak sebab aku memang mengginginkan sekolah Farmasi.

Hari itu hari pembagian Raport, tiba-tiba handpone ku Berbunyi ku lihat layar Handpone ku ternyata sms dari Rafa “Nad nanti senin daftar bareng ke sekolah itu” aku tercegang perlahan jari-jari ku menyentuh tombol demi tombol dan hinggalah terbentuk kata “mau apa? Orang aku udah didaftari ke Smk Farmasi sama si mamah” jawab ku, terdengar kekecewan dari nya “ouh, farmasi mana?” balasnya kembali. Aku menjelaskan semuanya tentang sekolahku saat ini yang nantinya aku harus Asrama dan pulang 1 bulan sekali, namun sepertinya dia tidak bisa terima “kenapa harus jauh-jauh disini juga ada Farmasi? Berarti kita harus pisah?” tanyanya yang kembali membuat ku tercengang “mungkin si mamah pengan aku lebih mandiri mangkanya aku disuruh asrama juga, iya” jawab ku, karena tidak ingin berkepanjangan aku mencari topik pembicaraan baru tentang seseorang yang saat ini aku suka, dia mulai tertarik dan mulai kepoin aku nanya-nanya tentang siapa cowok yang kamu suka, rumahnya dimana dan banyak lagi dan hingga akhirnya dia menutup pembicaran dengan kata “hmm”.

Beberapa bulan kemudian teman satu kamar ku atau Viola meminjam handpone ku, sementara itu aku asik berbincang dengan salah satu teman ku yang lain yang bernama Febi, saat sedang asik bercengkrama dengan Febi, Viola berteriak “Nadiaaa ada sms dari Rafa” buru-buru aku ambil handpone ku dari Viola dan langsung ku baca isi pesan tersebut “Siapa?” gumam ku “Viola, emang kamu sms apa ke dia?” Tanya ku penasaran “Heii” jawab Viola singkat. Aku terdiam beberapa saat “Hei? Apa nomor telpone ku dihapus? Atau emang hp nyadia rusak dan sekarang dia pake yang baru“ pertanyaan itu terus berputar di benak ku, aku mencoba membalasnya kembali “ini Nadia Raf” tidak lama aku mendapat sms lagi dari Rafa “ouh” jawabnya singkat “Rafa sombong sekarang mah” balas ku lagi, setelah itu dia tidak membalas pesan ku lagi.

Sedikit kecewa kurasa tapi aku tetap berpikir “mungkin dia ketiduaran karena hari sudah larut malam” namun pada kenyataannya keesokan harinya bahkan satu minggu berlalau tak pernah ku dapiti sms atau telpone dari Rafa. Aku heran kenapa Rafa pergi tanpa sebab, jujur saja saat ini aku merindukannya, aku kangen curhatan bareng dia, kangen becandaan dengan dia.

Setelah kejadian itu Rendi teman sekelas ku datang menemui ku dia berkata “Nad, kamu kenal Rafa?” yang cukup membuat ku kaget, aku mengangguk ragu, “kata Rafa salam” ujar nya yang membuat ku semakain heran “kamu kenal Rafa? Dari mana?” Tanya ku “sebenarnya aku dilarang untuk memberi tahu kamu tentang dia, aku kenal dia sewaktu smp dia adalah sabat dari saudara ku” ucapnya “ouh, lalu apa kamu tau kenapa saat ini dia jauhin aku? plisss kasih tau aku” Tanya ku mengintrogasi seraya memohon “dia bilang dia tidak mungkin menjadi sahabat mu lagi, katanya dia tidak ingin mendengarkan curhatan mu lagi karena itu bisa buat dia sakit hati” jelasnya panjang lebar.
“Sakit hati maksud kamu?” Tanya ku heran “iya karena dia mencintaimu” ucapnya yang membuat jantung ku berhenti, rasa nya air mata ku ingin mengalir saat itu juga kenapa aku terlambat mengetahui jika dia mencintai ku, mungkin jika sedari dulu aku tau semua tidak akan terjadi seperti ini. Aku terdiam menahan air mata yang terus memaksaku untuk mengeluarkan nya “tapi dia bilang dia akan kembali setelah dia keluar sekolah, dan katanya dia hanya ingin fokus sama sekolah nya” tambah nya.

Saat itu aku baru merasakan bahwa sebenarnya aku mencintai Rafa sendiri dulu jauh sebelum aku mengenal Cinta Monyet yang pada kenyataannya dia adalah Cinta Pertamakau, sebab saat itu aku tidak pernah rela jika melihatnya bersama gadis lain, dan saat dia bilang dia telah memiliki kekasih hati ku pun merasa tidak rela. Aku rindu kamu Rafa, aku ingin semua seperti dulu lagi, maafkan aku yang tak pernah mengetahui isi hati mu.

Cerpen Karangan: Silmi Mutaharoh
Facebook: Silmi Javadd Malik