Cuma di Singkawang Cap Go Meh Berpadu dengan Debus

Kota Singkawang, Kalimantan Barat punya tradisi Cap Go Meh yang mungkin paling seru di Indonesia untuk dinikmati wisatawan. Kaum Tionghoa di Singkawang memadukan tradisi Cap Go Meh dengan pertunjukan ilmu kebal. Menarik!

Setiap 15 hari setelah Tahun Baru Imlek, kaum Tionghoa di seluruh dunia merayakan Cap Go Meh yang dimaksudkan sebagai penutup dari rangkaian perayaan Tahun Baru. Di Singkawang, Kalbar budaya tersebut tetap ada dan telah berakulturasi dengan kearifan lokal.

Kamis (27/8/2015), etnis Tionghoa Singkawang melakukan acara Pawai Tatung setiap perayaan Cap Go Meh. Tatung merupakan istilah untuk orang sakti yang kebal, di mana mereka mempertontonkan kesaktiannya setiap perayaan Cap Go Meh.

Sejarahnya, Pawai Tatung bermula dari adanya gelombang migrasi etnis Tionghoa 400 tahun lalu, khususnya suku Khek atau Hakka yang dari China Selatan ke Kalimantan Barat. Kemudian para imigran Tionghoa yang datang dipekerjakan di tambang emas oleh Sultan Sambas yang merupakan penguasa Singkawang saat itu

Suatu waktu, tersebar wabah penyakit di perkampungan-perkampungan itu. Karena saat itu belum ada pengobatan modern, maka kemudian warga mengadakan ritual tolak bala yang dalam bahasa Hakka disebut Ta Ciau. Sejak saat itulah, ritual tersebut terus menerus dilakukan tiap tahun.

Secara makna, inti dari ritual Pawai Tatung adalah untuk mengusir roh-roh jahat dari seluruh penjuru kota. Para tatung atau orang sakti yang dipilih mengalami trance atau dimasuki roh leluhur mereka.

Dalam posisi kerasukan, para tatung mempertunjukkan ilmu kesaktiannya seperti pipi ditusuk sampai tembus, kebal senjata tajam, mengupas kelapa dengan gigi dan aksi mendebarkan lainnya. Antara mengagumkan atau ngeri!


Sumber