Kubiarkan Kau Menangis Bersedih

hah… hari yang melelahkan. Mengerjakan bertumpuk-tumpuk file membuat hidupku terasa disiksa. Bukannya aku mau mengeluh, tapi itulah kenyataannya.
Sesampai dirumah langsung ku berlari ke dapur. yups… membuka kulkas tentunya. Kuambil sebotol Pocari sweat lalu ku teguk habis sampai tetes terakhir. Moga saja seluruh energi ku terkumpul kembali, harap ku mengingat iklan (Pocari Sweat, Go Ion) .

*****

“… Jantung hatiku, kuletakan di jantung hatimu
ku rekatkan erat di nadimu, mengalir di darahmu
dan terbelenggu takkan pernah lekang oleh waktu
semakin melekat di pelukmu, sampai akhir aku… ”
– tenot– (bunyi tombol HP)
sembari ogah-ogahan ku raih HP ku yang terus berdering yang membuat ku terbangun dari rehat siang. tega banget ya, siapa sih yang gangguin istirahat siang ku.. ku coba membuka mataku yang masih mengantuk dan ku baca pesan yang masuk ..

“Ton, lg tdur y?
ntik sre jlan yu’ aq mw crhat neh..
jm 4.30 ku smperin di rmha mu y..
ga bsa nolak.. hruz… :) ”

eah, selalu saja begitu.. Dia satu-satunya temen cewek ku yang gokil abiz. Kadang ngeselin, njengkelin sampai ngacangin juga.. heheh.. Tapi aku suka latar kehidupannya, humoris dan cuek saja..

“kira-kira mau curhat apa ya? hmmm. bikin penasaran saja..”
gumamku sambil menganbil handuk dan segera mandi.. mandi ayo mandi… he

*****

“ais… lama banget mu mandinya,… kaya cewe aja..”
aku cuek saja dengan sindiran halusnya yang sangat sering menghiasi kata-katanya kalo bicara.. yah.. itulah dia…
“yuk berangkat, mau kemana kita?”
aku langsung menunggangi Scopy putihnya, dan langsung mengajaknya jalan..
“hmmm…. pinggir jalan dekat sungai depan simpang aja ya…”

*****

pemandangan yang luar biasa baginya, tiap hari duduk disini. Menghabiskan waktu sore dipinggir sungai kecil. Entah apa yang ia pikirkan.
“Ton, sinilah… ”
sepertinya kali ini dia serius..
“ada apa sih? kok tegang amat?”
aku mencoba mencairkan suasana yang (hampir) hening
“sebenarnya… aku sangat menyukai mu.. ”
(tuez…) kaget aku setengah mati… belum sempat rasa kagetku hilang ..
“aku gak tau harus bilang apa, kau tau kan gimana rasa hatiku? ku tau kau tlah lama dengannya.. aku yang salah.. tak pandai menmpatkan diri..
maafkan aku…”
hening… ku hanya bisa menerka.. betapa remuknya hati yang disana.. dia sakit.. air matanya membuatku tak bisa berkata..
“aku… aku tak bisa menyakiti hatinya… maafkan aku… kusudah lebih dulu dengannya… maaf…”
kuberjalan meninggalkan dia yang terhenyuk di bangku itu..
dalam hati.. (maaf… ku tak bisa mendustai hatiku..)..
maaf…

“tunggu…
aku tak bermaksud mengacaukan hatimu.. aku hanya ingin menenangkan hatiku saja…
aku minta maaf, ngomong tidak pada tempatnya..”
aku tak sanggup menatapnya.. aku rasakan betapa sesaknya hati ini ketika aku ada di tempatnya, seperti itu dua tahun silam..
“Hen, maafin aku yah… coba kamu bayangin… bila cowok mu ada di posisi ku sekarang ini. Apa jawaban yang ingin kau dapatkan darinya?”
dia terdiam … sesekali menyeka air mata … baru kali ini aku lihat cewek periang ini menangis..
“yah.. aku tau… pastinya aku juga ingin cowok ku setia…
mungkin karena itulah aku menyukai mu… ”

aku tak dapat menyalahkannya.. kedekatan kami yang membuat dia begitu.. dia sering curhat.. dia sering mengadu.. sebagai teman.. teman saja… tidak lebih…
kali ini kubiarkan kau menangis …