Happy Ending


“kamu mau kemana, flo?” tanya sarah saat didalam kelas.

“aku mau ke perpus bentar cari buku.”

“iya aku tau kamu pasti cari buku. Mangnya buku apa..”

“hehe.. sejarah.” Jawabnya lalu keluar dari kelas.


Setelah selesai mengambil buku sejarah, flo segera duduk dan menyelesaikan tugasnya. Ia sempat melihat sejenak cowok yang di sampingnya. Rasa-rasanya ia jarang melihat di sekitar sekolahnya. Saat flo melihatnya, cowok itu melihat balik. “ada apa? Ada yang salah?” tanya cowok itu dengan sopan.

“ahh tidak. Aku belum pernah liat kamu. Anak baru?” tanya flo sedikit ragu.

“bukan kok.”, “kenalin aku aga anak IPA 2 kelas 2. Kamu?”

“kamu aga.. yang juara olimpiade matematika ma bahasa inggris kan?”

Aga mengangguk sambil tersenyum.

Flo geleng-geleng. “waoww!!!. Oh ya kenalin aku flo anak ipa 6 kelas 2 juga.”

“aku bener-bener nggak nyangka ketemu kamu..” kagumnya.

“alahh biasa ajalah. Setiap orang pasti bisa kok, asal mau usaha..”

“lima menit lagi bel aku akan kembali ke kelas tapi sebelumnya… aku boleh minta nomor kamu?”

Tanpa berpikir flo mengangguk. Dan mencatat nomornya di sobekan kertas. “ini..”

“thanks yaa… bye, aku duluan.”

“iya..” ucapnya senang sambil tersenyum.


Bayangin aja dia bisa ketemu sama aga, orang yang buatnya penasaran gara-gara prestasinya dan jadi incaran cewek sekolah karena lesung pipinya dan gigi gingsulnya yang membuatnya lebih… walau badannya tidak kekar ataupun kurus.


“kamu kenapa flo, dari pelajaran IPA sampe pulang kok senyum-senyum..?” tanya sarah heran. “obat kamu habis yaa..” lanjutnya.

“idihh nggak lah.. aku masih waras tau.” Jawabnya saat menunggu bus lewat.

“trus… kenapa?”

Tiba-tiba datang seorang cowok dengan mengendarai sepedanya yang berhenti tepat di hadapan flo.

“aga.”

“kamu nunggu siapa?”

“nunggu bus.”

“pulang bareng sama aku aja.”

“tapi rumah kamu kan nggak searah?”

“udah tenang aja.. ayo naik.”


Ia berdebar saat dibonceng di depan. Baru pertama kali ia naik sepeda dan baru pertama kali ia dibonceng cowok. Sesering ia mendangakan kepala mungilnya itu untuk memandang wajah aga. Aga pun membalasnya dengan senyuman.


Sudah beberapa bulan ini flo dan aga berkomunikasi maupun ketemuan. Flo terkajut saat bundanya masuk ke kamarnya tanpa mengetuknya.

“bunda.”

Bundanya mengambil handphone yang digenggam flo. “mulai hari ini semua alat komunikasi termasuk handphone bunda tarik. Bunda dapat laporan dari Pak Ahmad nilai kamu turun drastis. Di sekolah kamu juga sering melamun. Pikiran kamu blank saat jawab pertanyaan. Bunda nggak tau apa yang kamu pikirkan… dan bunda kecewa itu.”

“ok bunda. Flo akan serius belajar.. tapi please handphone aku jangan diambil.”

“perayaan hari ulang tahunmu bunda batalkan..”

“apa? Bunda nggak bisa seenaknya gitu dongg… bunda jangan berlebihan.”

“ini untuk kebaikan kamu.” Kata bunda dengan tegas “bunda akan kembalikan semua alat komunikasi jika kamu dalam semester dua ini mendapatkan nilai sempurna, dan kamu akan bunda beri hadiah.” Lanjutnya wanita single parent itu lalu keluar dari kamar flo.


Pagi-pagi sekali burung-burung telah membangunkan tidur nyenyaknya. Ia tak sempat untuk bermimpi indah karena ia memikirkan kejadian semalam yang membuatnya kesal. Pukul 06.00 flo sudah berangkat sekolah tanpa breakfast ataupun pamit. Sesampai di sekolah ia menunggu aga di depan kelasnya.

“flo, ad apa?”

“aku ingin curhat ga,”

“ya udah, kita ke taman aja.”

“kamu ada masalah apa?”

Belum sempat cerita sebenarnya, flo meneteskan air matanya duluan. “bunda ku bener-bener nggak adil!!! Masak nilaiku baru turun satu semester aja udah marah-marah.. nyita semua alat komunikasiku termasuk HP aku. Trus.. ultah aku yang kurang 2 minggu lagi dibatalin gitu aja. Padahal aku dah pesen cake, sama gaun. Bayangin coba… merasa diperbudak aku. Aku disuruh nggak pacaran dulu aku turutin tapi apa balasannya…!!! bunda ku itu pengennya nilai aku perfect!!”

Aga mengelus rambut halus panjang itu dan mengusap air matanya. Baru kali ini ia melakukannya. “udah tenang aja. Itu pasti juga buat kebaikanmu.”

“tapi ga.. aku ingin merasakan kebebasan…”

“aku akan bantu kamu buat dapet nilai perfect.”

“kamu beneran mau bantu aku?”

“pasti. Tapi kamu jangan nangis lagi nggak enak diliat ma yang lain.”

“makasih ya ga, kapan dimulai?”

“istirahat nanti dimulai oke.”


Tepat bel istirahat flo bergegas ke perpus. Ia berlari hingga menabrak siswa lain yang berhamburan keluar kelas. “ehh… minggir. sorry!!” ucapnya setiap menyeruduk siswa lain.

Dugaannya ternyata salah. Agalah yang lebih dulu. Karena kelasnya tepat bersebelahan dengan perpus. “kamu habis dikejar maling? Kok ngos-ngosan gitu.”

“hahh.. nggak kok, hehe..”

“kebetulan aku beli minum. Nih kamu minum dulu..”

“thanks”


Pembelajaran pun dimulai. Flo grogi tingkat tinggi. Soalnya duduknya berdekatan dan kepala dua sejoli ini saling berdekatan juga. “apa ga, ulangin lagi. Aku belum nyambung..” pintanya.

Aga menghela nafas. “kita membahas satu soal ini udah diulang sepuluh kali, tapi kamu belum mudeng juga…”

Flo menggaruk kepalanya. “ehmm ya udah deh lanjut aja. Biar aku pahami di rumah.”

“nggak bisa! Ok. kita mulai yang mudah aja.” Katanya saat mengeluarkan sebuah buku tulis yang sudah dijilid dari tasnya. “kamu hafalin rumus ini cuman tiga lembar rumus cukup. Nanti kamu aku kasih pertanyaan dan apabila salah kamu harus menulis 50 kali.”

“hah?”

“nggak ada hah flo, CEPET! Hafalin.”

“kamu mau kemana?”

“aku akan ninggalin kamu, karena kalo aku tungguin kamu bakalan liatin muka aku terus..”

“ihhh… GR!” katanya tersenyum.


“udah kamu ikut aja, aku punya surprise buat kamu..” kata aga senang saat menggandeng tangan flo di Dufan.

“kita nggak belajar?”

“karena ini hari ulang tahun kamu.. kita bersenang-senang seharian..”

“YEAHH!!!” ucap flo girang.


Kedua sejoli ini mencoba berbagai wahana. Seperti kora-kora, histeria, jetkoster, rumah hantu, dan lainnya. Seusai dari itu semua mreka makan di cafe doraemon. Dari pagi hari hingga petang hari semua wahana di dufan sudah mreka jelajahi. Pukul 18.30 WIB mreka keluar dari gerbang dufan. “makasih ya ga, aku seneng banget hari ini…” katanya sambil menjilat es cream di genggamannya.

“iya. Ini buat semangatmu aja.. lusa kita kan udah try out.”

Flo mengangguk.


Sampai rumah gadis itu melemparkan badannya ke sofa. Ia memandangi langit-langit rumah sambil senyam-senyum karena momen tadi. Saat ia mengulangi momen itu ia baru sadar jika ia telah jatuh cinta..

Tak hanya flo yang berfikir seperti itu. Aga juga. Dia telah memberikan kode-kode cinta pada flo. Seperti saat aga memegang tangan flo di wahana histeria. Sesekali ia mengelus rambut hitam flo. Dia juga ke photo box.


Detik-detik try out yang terakhir dimulai…

Setelah flo menjalani try out pertama, kedua, ketiga dengan danem semakin tinggi. Pelan tapi pasti flo melingkari jawabannya.

tEngg…. tEngg… tEnggg!!!. jam berdentang, waktu mengerjakan telah habis. Setelah mengumpulkan lembar jawaban dan soal flo menunggu aga di depan ruangannya.

“gimana flo?” tanya aga.

“mantepp dah!!! Try out selesai… tinggal nunggu UN aja..”

“iya. Kita makan yuk aku laper nihh..”

Di sela-sela makannya mereka berbincang-bincang.

“kamu nanti kuliah dimana?” tanya flo saat menyantap mie ayam atinya.

“ortu nyuruh aku ke makassar.”

“hukk… uhukkk!!!” tiba-tiba flo batuk.

“cepat minum ini.”

“makasih.”

“ada yang salah sama omongan ku barusan?”

Flo menggeleng. “aku cuman kaget aja.”

“kamu takut aku tinggalin yaaa…” goda aga.

“ihhh… nggak lah.” Tahu semua itu bukan jalan keluar


Pukul 18.00 WIB flo baru pulang. Bunda telah menunggunya di teras rumah. “habis dari mana saja kamu, jam segini baru pulang?”

Flo menunduk. “maaf bunda.”

“cepat masuk kamar!”

Saat flo lagi menulis diary nya, bunda langsung masuk tanpa mengetuk pintu. “bunda ingin bicara sama kamu.”

Flo menghentikan aktivitasnya. Duduk di samping bunda.

“sayang, maafkan perilaku bunda sama kamu selama ini. Yang udah mengekang kamu. Bunda tahu itu bukan jalan keluar yang pantas. Apalagi bunda telah membatalkan hari ulang tahun kamu,”

“bunda, flo tahu kenapa bunda lakuin itu semua. Pasti bunda ingin flo yang terbaik..”

Wanita berumur 45 tahun itu memeluk anak semata wayangnya itu. “bunda salah sayang. Maafkan bunda. Mulai detik ini bunda akan mengembalikan semua yang jadi hak kamu. Dan… hadiah dari bunda, kamu bunda kasih kepercayaan untuk berpacaran yang positif.”

Flo melepas pelukan hangat itu. “bunda seriuss? Tapi… ini kan belum ujian nasional?” tanya tak percaya.

“bunda serius sayang… danem try out kamu bagus pasti danem UN kamu sempurna.”

Flo memeluk bunda dengan erat. “terima kasih bunda. I LOVE YOU.”

“I LOVE YOU TOO, sayang!!”


Hari yang cerah… hari yang amat baru bagi flo… baru akan semuanya… dengan cerianya ia melangkahkan kakinya ke sekolah dan menunggu aga di bawah pohon yang rindang. Nevermind I’ll find someone like you.. I wish nothing but the best for you too.. dont forget me I begged.. I’ll remember you said..

“adduuhh ada yang lagi nyanyi nihh…” kata aga duduk samping flo tiba-tiba.

“aga.. aku udah bebas. Bunda udah balikin semuanya…”

“ciyusss?”

“ihh serius tau. Dan hal yang paling aku seneng… bunda bolehin aku pacaran..”

“masak sih?”

“iyalah..”

Flo terkejut saat aga menggenggam kedua lengannya berhadapan dengan dirinya. “aku sayang kamu flo, berita itu telah aku tunggu. Aku jatuh cinta sama kamu…”

Flo bingung. “ini serius apa boongan?”

“aku serius. Aku makin jatuh cinta saat kita di dufan. Dalam hidup aku kamulah cewek pertama yang bikin aku jatuh cinta. Kamu mau nggak jadi pacar aku?”

“aku juga sayang sama kamu aga, tapi bukannya kamu kuliah di makassar?”

“itu bohong. Aku cuman ngetes kamu aja.”

“aku mau jadi pacar kamu…”


sumber